Sorak2 bergembira, bergembira semua. Kita bikers Indonesia, brotherhood merah putih. Indonesia merdeka, di jalan tanpa celaka. Itulah tujuan kita, brotherhood merah putih.
SYAIR lagu tersebut berkumandang di halaman Mapolresta Depok, Jawa Barat. Ratusan anggota kelompok sepeda motor Depok duduk bersimpuh di pelataran parkir beraspal. Langit di atas kota Depok tampak cerah.
Mereka berasal dari beragam kelompok tersebut, berkumpul dalam ajang ‘Silaturahmi Bikers Depok dengan Polresta Depok menyambut HUT Bayangkara ke-67.’
Saya hadir, Sabtu (15/6/2013) malam, terkait salah satu tema acara, yakni ‘Sosialisasi Pelopor Tertib Lalulintas’. Road Safety Association (RSA) diduetkan dengan jajaran Satlantas Polresta Depok. Dari RSA hadir juga bro Yudhi, bro Nursal, dan bro Eko.
“Depok harus lebih bagus dari daerah lain,” kata Wakasatlantas Depok Ajun Komisaris Polisi (AKP) Yulianus FN, dalam sambutan pembukaannya, Sabtu.
Depok memang kota yang terus menggeliat. Tahun 2005 baru ada 285.415 kendaraan, namun pada 2012 ada sekitar 530.883 atau melejit sekitar 86%,angka itu setara dengan rata-rata bertumbuh 10,75% per tahun dalam rentang 2005-2012.
Pada periode sama, populasi sepeda motor membubung, yakni dari sekitar 222.392 unit menjadi 454.806 unit pada 2012.Jangan kaget, sepeda motor di Depok melonjak 104,5% dalam rentang delapan tahun atau rata-rata bertumbuh sekitar 13%.Dahsyat!
Pemilihan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor bisa jadi lantaran sistem transportasi publik yang dianggap belum bisa mengakomodasi pergerakan warga Depok.
Oh ya, penduduk Depok juga bertumbuh signifikan. Pada 2005, jumlah penduduk Depok sebanyak 1.374.522 jiwa, sedangkan pada 2012 tercatat sebanyak 1.898.567 jiwa. Artinya, penduduk Depok bertumbuh sebanyak 38,12% atau rata-rata 4,76% per tahun sepanjang periode itu.
Fakta Kecelakaan
Di sisi lain, Depok juga punya catatan tersendiri terkait dengan dinamika di jalan raya. Sepanjang 2010-2012, terjadi 1.497 kasus kecelakaan atau rata-rata per tahun sebanyak 499 kasus. Khusus pada 2012, ternyata kasus kecelakaan di Depok turun tipis, yakni sekitar 4,34% menjadi 462 kasus dibandingkan setahun sebelumnya yang sekitar 483 kasus.
Kasus kecelakaan di Depok pada 2012 hanya sekitar 5,76% dari total kasus yang terjadi di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) atau di wilayah Polda Metro Jaya.
Ternyata, dari total kasus kecelakaan di Depok sepanjang 2010-2012 yang mencapai 1.497 kasus, kontribusi sepeda motor mencapai sekitar 82,09% yakni sebanyak 1.229 kasus. Luar biasa!
Khusus pada 2012, kontribusi sepeda motor sebanyak 85,49%,menurun tipis dibandingkan kontribusi tahun 2011 yakni sebanyak 85,71%.
Nah dari segi fatalitas, korban kecelakaan yang melibatkan sepeda motor ternyata berkontribusi 90,24% yakni sebanyak 37 jiwa pada 2012. Tahun itu, menurut data Ditlantas Polda Metro Jaya, total korban kecelakaan di Depok mencapai 41 jiwa. Artinya, setiap sepuluh hari, satu pesepeda motor tewas akibat kecelakaan di Depok. Sedangkan secara keseluruhan, setiap sembilan hari ada satu jiwa yang tewas akibat kecelakaan.
Sekalipun demikian, jika kasus kecelakaan turun tipis yakni sekitar 4,34%, namun dari segi fatalitas anjlok hingga 43,05% pada 2012 dibandingkan tahun 2011. Sementara itu, fatalitas yang menimpa pesepeda motor anjlok lebih dalam yakni 44,77%.
Di sisi lain, korban yang menderita luka berat dan luka ringan masing-masing turun 19,94% dan 13,24%. Di kalangan pesepeda motor, jika korban luka berat anjlok 22,18%, namun di luka ringan justeru naik 18,32%.
Pada 2012, mereka yang menderita luka-luka akibat kecelakaan mencapai sekitar 619 orang atau sekitar dua orang setiap hari. Sedangkan korban luka di kalangan pesepeda motor mencapai 532 orang atau satu orang per hari.
Mayoritas pemicu kecelakaan di Depok adalah faktor manusia, yakni 98,48% atau 455 kasus. Sisanya, yakni 1,08% faktor jalan dan 0,43% faktor kendaraan.
Nah, dari seluruh faktor manusia, ternyata yang paling dominan menyebabkan kecelakaan di Depok adalah aspek tidak tertib yakni 49,45%. Lalu, sebesar 35,38% adalah aspek lengah dan 7,79% adalah aspek tidak terampil. Selebihnya terdiri atas lelah (3,76%), ngantuk (2,63%), mabuk (0,65%), dan berponsel (0,21%).
“Saya yakin tidak semuanya patuh di jalan, terimakasih buat yang sudah patuh,” ujar Kanitdikyasa Polres Depok AKP Untung Mardiyani, dalam paparannya.
RSA menyerukan agar kita semua para pengguna jalan melindungi diri sendiri lewat pengaplikasian segitiga RSA. Ketiganya, rules, skill, dan attitude adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Sebuah ikhtiar guna mereduksi fatalitas kecelakaan lalu lintas jalan yang masih menggila. Di Indonesia, tiap jam tiga jiwa melayang sia-sia lantaran kecelakaan di jalan.
Di sisi lain, penegakan hukum yang tegas, konsisten, kredibel, transparan, dan tidak pandang bulu, juga bisa mematahkan gelombang kecelakaan. Termasuk membendung arogansi kelompok saat di jalan. Ada kekhawatiran, arogansi mengikis konsentrasi yang bisa berujung kecelakaan.
Banyak harapan dari masyarakat akan hal tersebut. “Mohon pencerahan soal penegakan hukum di jalan terutama saat terlibat kecelakaan,” ujar bro Tiyo dari kelompok Point.
Jelang tengah malam, kami meninggalkan lokasi silaturahmi. Kota Depok belum tidur. (edo rusyanto)