Road Safety Association, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat bersama para aktivis keselamatan jalan kembali melakukan gerakan, masih teringat di bulan Ramadhan 2 tahun sebelumnya ratusan aktivis keselamatan jalan menyuarakan untuk menunttut transportasi publik menyusul kebijakan pelarangan kendaraan bermotor roda dua yang akan dilarang masuk ke dalam jalan protokol. Orasi demi orasi diteriakan kepada para pemangku kebijakan untuk mau peduli dengan transportasi publik.
Tanggal 10 Agustus 2012 lalu, RSA meminta bantuan beberapa aktivis keselamatan jalan yang tersebar di beberapa kota untuk melakukan aksi sebar flyer edukasi keselamatan jalan, mencoba memberikan edukasi tentang data nyawa hilang dijalan, dan Segitiga RSA, yang mewakili, kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas, ketrampilan dalam berkendara, dan etika di jalan raya. Aksi ini dilaksanakan secara serentak di 6 kota, seperti: Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Palembang, dan Padang.
Aksi Sebar Flyer Palembang
Aksi Sebar Flyer Jogjakarta
Aksi Sebar Flyer Jakarta
Aksi Sebar Flyer Surabaya
Aksi Sebar Flyer Padang
Para aktivis keselamatan jalan itu datang dari berbagai organisasi otomotif dan individu, mereka yang bergerak untuk kehidupan keselamatan jalan yang jauh lebih baik. Bergerak dari hati tanpa iming-iming materi.
Lalu, apa yang membedakan dengan pembagian flyer umumnya? Kami memprioritaskan kepada komunikasi terhadap si penerima flyer. Banyak masukan yang kami terima, dan pastinya merespon positif atas aksi yang kami lakukan.
Tidak cukup sampai disitu, setelah acara ini selesai, pada tanggal 16 Agustus 2012 yang merupakan awal puncak arus mudik, RSA kembali bergerak bersama para aktivis keselamatan jalan di Jakarta, dalam usaha menyelamatkan anak bangsa, kali ini, kami menyasar kepada para pemudik yang menggunakan motor. Sekitar 30 orang aktivis berdiri dan sekedar mengingatkan pemudik yang melewati jalur Kalimalang (Pangkalan Jati) arah Bekasi, himbauan demi himbauan disampaikan kepada para pemudik tesebut.
“Bapak, selamat malam, maaf, helm nya tolong di klik” ucap seorang aktivis penuh senyum, “oh iya, terima kasih mas..” jawab si pengendara motor yang terlihat membawa anak dan istri di bangku belakang, tidak ketinggalan barang-barang yang kami nilai overload untuk dibawa dengan sepeda motor.
“Aksi ini adalah aksi simpatik, kita bukan menjadi penegak hukum, tugas kita hanya mencoba mengingatkan kepada para pemudik untuk tetap berhati-hati di jalan” ucap Rio pada saat briefing sebelum acara dimulai.
Satu hal yang patut digaris-bawahi, bahwa, tidak ada satupun aktivis yang datang ke lokasi atau yang ikut berpartisipasi mengharapkan imbalan. “Karena kami bergerak dari hati” ucap salah satu aktivis. Seirama dengan pesan almarhum Bpk, Giri Suseno, yang selalu teringat oleh kami, ketika pergerakan dijalankan dari hati, maka hasilnya pun akan maksimal, berbeda dengan pergerakan yang dimotori oleh kepala, yang akan berakhir bertanya “Saya akan dapat apa? Saya akan rugi dong”.
Satu hal yang harus diingat, “kami akan terus berjuang, ditengah ketidak pedulian dan ego sektoral para pemangku kebijakan pemerintah ini”
MAJU TERUS, PERBAIKI SISTEM KESELAMATAN JALAN DI NEGARA YANG HANCUR LEBUR INI!!
If there is still victims on a road, then our duty isn’t done yet