Jakarta, rsa.or.id – Pernahkah anda mengalami situasi di mana anda sedang berkendara tiba-tiba terlelap? Hanya seketika. Hanya beberapa detik. Truk yang pada mulanya masih jauh jaraknya tiba tiba berada di depan mata.

Microsleep adalah keadaan dimana badan ‘tidur’ sesaat. Segala input dari indera penglihatan dan pendengaran tidak dapat diproses otak. Durasi microsleep adalah antara 1 hingga 30 detik. Hal ini bisa terjadi walaupun mata masih terbuka. Seperti sebuah komputer, otak telah shut down.

Pada kecepatan 70km/jam, microsleep selama 3 detik menyebabkan kendaraan menyusur tanpa kendali sejauh 200 meter. Dalam jarak 200 meter, nyawa bisa melayang dalam sekejap mata. Bayangkan apa yang terjadi apabila kenderaan berada pada kecepatan 100 km/jan.

Seringkali pengemudi menganggap dia kebal. “Kecelakaan hanya terjadi kepada orang lain. Aku pandai bawa mobil dan Kondisi mobil pun bagus.”

Keinginan untuk bersama keluarga tersayang yang terpisah sekian lama dijadikan alasan untuk terus berkendara walaupun sudah terlalu mengantuk.

Ada juga yang berpendapat jika kendaraan dipacu kencang, rasa mengantuk akan berkurang, akibat ada hormon adrenaline yang meningkat sebagai upaya fight or flight. Fight or flight adalah sitiuasi dimana badan bersedia untuk menghadapi keadaan yang membahayakan diri; lawan atau lari).

Adapula sebagian orang berpendapat, jalan yang berliku seperti kelok 44 dianggap bisa menghilangkan rasa kantuk karena pengendara lebih fokus pada belokannya.

Ternyata, dua fakta di atas hanya mengundang bahaya.

Kesan fight or flight hanya seketika saja. Sistem badan akan burn out dan akhirnya bisa menyebabkan microsleep yang lebih lama. Jadi, apa yang harus dilakukan?

Ada tiga hal:

– Berhenti berkendara
– Parkir Mobil atau Motor di tempat yang aman
– Tidur

Tak perlu tidur lama. Lima menit cukup. Ulang setiap kali anda mulai merasa mengantuk. Berhenti beristirahat setiap dua jam untuk berkendara jarak jauh.

Untuk penumpang mobil, yang duduk disamping Sopir, jadilah co-driver yang baik. Coba lakukan beberapa hal ini:

1. Ajak pengendara berbincang, untuk mengurangi rasa bosan.
2. Perhatikan cara berkendara. Jika sudah mulai tidak mengikuti lajur, tegur Sopir.
3. Sekali-sekali lihat instrumen di dashboard, Apakah berkendara terlalu cepat? Apakah ada lampu-lampu peringatan yang menyala? Jika ada, tegur Sopir.

Untuk penumpang motor, tepuk perlahan paha driver jika merasakan gejala pada nomor dua diatas, kemudian lakukan seperti nomor satu di atas.

Berhati hati di jalan raya. Jangan jadikan diri dan keluarga anda bagian dari statistik kecelakaan. (*/ls)

Sumber: istimewa
Foto: Ilustrasi

About RSA Admin

RSA memfokuskan diri pada isu-isu pentingnya keselamatan jalan dengan menekankan ketaatan kepada peraturan lalu lintas, perilaku berkendara yang tepat dan standar minimum keterampilan berkendara.