GERIMIS yang sempat mengintip, akhirnya malu-malu minggat. Gantian, puluhan anak-anak muda yang justeru nongol di basis kopi darat komunitas pemotor Viva Bikers.

Mereka berduyun-duyun datang dari berbagai kota. Selain Jakarta, ada juga yang datang dari Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, dan Tangerang. Datang untuk satu tujuan, Kopi Darat Jaringan Media Sosial (Kopdar Jarsos) yang digelar Road Safety Association (RSA), di Jakarta, Jumat (12/4/2013) malam.

Tak hanya dari kelompok pemotor, ada juga dari pemobil, pesepeda, dan pejalan kaki. Mereka adalah relawan RSA yang tergabung dalam jejaring sosial seperti mailing list, facebook, twitter, dan whats app.

“Kami datang untuk belajar dan berbagi, safety di jalan itu perlu,” kata Marsyel, president Satu Darah MC Indonesia, yang datang full team malam itu.

Selain Satu Darah, seingat saya ada ASC Jakarta, Fino Owners Indonesia, Kulo Bikers Sanes Gankster (KBSG), Yamaha Vixion Club Indonesia, dan Karisma Honda Cyber Community (KHCC). Selain itu, Suzuki Two Wheels, Yamaha Matic Bogor, PIK RSA Bandung, Avanza Xenia Indonesia Community, Red Yelllow Community. Arashi Indonesia, dan Gilamotor.

Kehadiran mereka tanpa iming-iming materi. Datang dengan ikhlas untuk silaturahim, beranjangsana. Sambil saling berbagi soal keselamatan jalan. Saling mengingatkan, sekaligus mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya saat berkendara.

Fakta membeberkan, tiap jam ada sekitar 13 kasus kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia. Kecelakaan-kecelakaan tersebut sedikitnya menewaskan rata-rata tiap jam sebanyak tiga anak negeri. Atas dasar keprihatinan meruyaknya kecelakaan, mendorong para penggiat keselamatan jalan yang tergabung dalam RSA gencar melakukan gerakan moral. Salah satu instrumennya adalah kopdar jarsos dengan para relawan.

Kali ini agak istimewa. Para relawan dan narasumber duduk melingkar di atas kursi plastik dan sebagian berdiri di area parkir sepeda motor di samping Gedung Standard Chartered, Jl Prof Dr Satrio, Jakarta Selatan. Tidak hanya di dalam area parkir yang beratap, peserta juga meluber ke bagian luar. Mereka menyimak paparan narasumber yang hadir.

Selain saya yang membawakan materi imbas kecelakaan terhadap masalah hukum, ada juga Rio Octaviano, yang menguraikan hasil pertemuan global para non goverment organization (NGO) road safety, di Turki, 4-5 April 2013.

“Soal kecelakaan dan problemanya, Indonesia tidak sendiri. Negara-negara lain pun memiliki problem lemahnya penegakan hukum, rendahnya kepedulian negara, dan korupsi,” ujar Rio. Kita tahu dunia menghadapi persoalan cukup serius. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memprediksi, kecelakaan lalu lintas jalan merenggut sekitar 1,2 miliar jiwa pada 2010. Para NGO road safety terpanggil untuk bergerak mengajak publik memberdayakan diri. Berkendara yang aman dan selamat. ‘Melawan’ negara yang tuli atas jeritan korban-korban kecelakaan di jalan raya.

Ada Zendi, pekerja seni yang testimoni bahwa tampilan para aktor di sinema layar lebar atau layar kaca, lebih karena tuntutan peran. “Bisa tampil safety saat berkendara atau tidak perannya,” kata pemain di film ‘Hari Ini Pasti Menang’.

Kedahagaan peserta kopdar jarsos soal keselamatan jalan juga disisipi dengan paparan Alfred dari Koalisi Pejalan Kaki. Pentingnya menghargai sesama pengguna jalan menjadi simpul penting mewujudkan keselamatan di jalan. Nasib pejalan kaki sebagai bagian non motoriz vehicle (NMV) menjadi termasuk kelompok yang rentan kecelakaan. Di Indonesia sedikitnya rata-rata 18 pejalan kaki tewas akibat kecelakaan di jalan. “Walau, ada juga pejalan kaki yang berjalan tidak aman dan selamat,” ujar dia.

Mengantuk dan Berkendara

Puncak diskusi ala akar rumput menampilkan Andreas Prasadja. Dokter yang terkenal sebagai ahli tidur itu, menyumbang pengetahuan soal bahaya mengantuk saat mengemudi. Sudah banyak fakta yang memperlihatkan ancaman maut di balik berkendara saat mengantuk.

“Obat mengantuk hanya satu, tidur. Kebutuhan biologis untuk beristirahat harus dipenuhi, delapan jam sehari,” ujar sang dokter.

Rasa kantuk melumpuhkan konsentrasi seseorang saat berkendara. Padahal, kita tahu, tanpa konsentrasi maka kecelakaan sudah menanti. Ironisnya, ada sanksi bagi pengendara yang menyetir sambil mengantuk. Tinggal pilih, mau sanksi denda maksimal Rp 750 ribu atau penjara maksimal tiga bulan. Tapi, sanki bisa lebih berat lagi jika menyebabkan kecelakaan yang merenggut korban jiwa.

Andreas dihujani pertanyaan. Dalam waktu yang terbatas tujuh pertanyaan dilontarkan peserta. Umumnya terkait dengan mencegah kantuk dan tidur yang baik untuk kesehatan. “Berapa lama waktu yang baik dari setelah bangun tidur untuk kemudian berkendara,” tanya Azdi, relawan RSA asal Tangerang, Banten.

Pastinya, dokter menyarankan tidur yang cukup, jika bangun tidur tubuh terasa bugar dan tidak ada kantuk lagi, itu sudah cukup. Ketika kantuk menyerang saat berkendara, sebaiknya menepi dan beristirahat. Jika perlu, minum minuman mengandung kafein lalu tidur sekitar 30 menit, barulah berkendara lagi. “Efek kafein baru bekerja setelah satu jam diminum,” jelas Andreas.

Malam terus bergulir. Perbincangan pun mengerucut pada gagasan untuk menggelar aksi keselamatan jalan pada Mei 2013. Tema yang diusung adalah keselamatan pedestrian.

“Kesepakatan aksi ini juga menjadi hasil nyata dari kopdar jarsos,” kata Dest, ketua umum Viva Bikers.

Para peserta pun mulai berpamitan usai foto bersama. Walau, masih ada yang ngobrol atau ‘rapat’ lanjutan seperti para anggota komunitas ‘Kopdar Pengicau’.

Semua elemen relawan pergerakan keselamatan jalan yang kumpul di kopdar jarsos bak menemukan oase di padang pasir. “Di kopdarjarsos selain dapat ilmu juga mempererat tali silaturahmi antar bikers, mantaps,” tulis akun @asc_jakarta. (edo rusyanto)

Foto-foto: edo/iskandar/vivabikers

About Lucky

Disiplin, Tertib, Teratur. 3 hal inilah yang diajarkan oleh orang tua sejak saya kecil sehingga men-darah daging hingga saat ini. Semoga istiqomah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *