BELUM hilang dari ingatan banyak orang kasus Tugu Tani. Ketika itu, 22 Januari 2012 pagi, sembilan pedestrian tewas dan tiga luka parah ditabrak mobil di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat. Sang pengemudi akhirnya diganjar sanksi pidana penjara 15 tahun akibat kecelakaan maut tersebut.

Risiko yang dipikul para pedestrian di Jakarta dan sekitarnya bisa diukur dari data Ditlantas Polda Metro Jaya. Data itu menyebutkan bahwa pada 2013, setiap empat hari ada satu pedestrian yang tewas akibat kecelakaan di jalan.

Dari keseluruhan korban tewas akibat kecelakaan tahun 2013 di Jakarta, sebanyak 11,68% adalah para pedestrian.

Ya. Rentannya pedestrian sebagai korban kecelakaan lalu lintas jalan bukan hanya persoalan Indonesia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan yang bertajuk ‘Global Status Report on Road Safety 2013’, menyebutkan bahwa hampir seluruh dunia punya problem soal pedestrian. Rentannya pedestrian terlihat dari laporan tersebut, yakni sebanyak 22% dari 1,24 juta korban tewas akibat kecelakaan adalah para pedestrian. Artinya, tiap hari 747 pedestrian tewas, atau sekitar 31 orang per jam.

WHO bilang, berkendara ngebut dinilai meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan dan parahnya dampak kecelakaan terhadap pedestrian.

Ancaman maut terhadap pedestrian tak semata datang dari pemobil. Para pesepeda motor yang ugal-ugalan pun tak kalah mengerikannya. Bahkan, persoalan kian meruncing manakala area melintas pedestrian, yakni trotoar, zebra cross, dan jembatan penyeberangan orang (JPO) dirangsek para pesepeda motor. Gesekan bisa meletus setiap saat. Pedestrian yang dirampas haknya, bakal geram. Maklum, tak hanya oleh pesepeda motor, trotoar juga banyak dijarah para pedagang.

Rentannya pedestrian juga bisa dipicu perilaku berjalan yang tidak aman. Misal, menyeberang sembarangan atau lengah akkibat berjalan sambil mengoperasikan ponsel. Sudah semestinya semua pengguna jalan bisa saling menghargai dan bijak. Sedangkan pemerintah wajib menyediakan trotoar jalan yang aman, nyaman, dan selamat. Selain tentu saja menyediakan marka dan rambu jalan yang jelas bagi pedestrian. Ok? (edo rusyanto)

About Lucky

Disiplin, Tertib, Teratur. 3 hal inilah yang diajarkan oleh orang tua sejak saya kecil sehingga men-darah daging hingga saat ini. Semoga istiqomah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *