Jakarta – Kedahagaan atas informasi terkait berkendara yang aman dan selamat begitu kentara. Hal itu bisa terlihat dari beragam pertanyaan yang dilontarkan komunitas XTREME Community Bekasi Rider (Xcyber) saat kopi darat keliling (kopdarling) Road Safety Association (RSA), di Bekasi, baru-baru ini.
Komunitas pengguna sepeda motor Bajaj XCD 125 DTS-Si dan varian Bajaj lainnya itu, menerima tim RSA dengan hangat. Termasuk saat dialog tanya jawab dengan tim RSA yang malam itu diwakili Badan Pengawas Rio Octaviano dan anggota Divisi Kegiatan Ahmad Haryanto.
“Adakah aturan yang mengatur batas kecepatan?”
“Untuk mendapatkan SIM, kenapa tidak ada kesempatan belajar terlebih dahulu? Kenapa langsung ujian praktik?”
Dua pertanyaan di atas adalah sebagian dari beberapa pertanyaan lainnya yang mencuat dalam kopdarling. Gayung bersambut, tim RSA mencoba memenuhi kedahagaan informasi itu.
“Aturan kecepatan berdasarkan kelas jalan. Regulasi ini sulit ditegakkan karena kepolisian tidak punya alat ukur kecepatan (speed gun),” ujar Rio.
RSA menilai, saat kepolisian menindak penggguna jalan yang dianggap melanggar, mereka harus berlandaskan aturan yang jelas. Tentu saja termasuk dilengkapi dengan peralatan penunjang. “Misal, dalam kasus mabuk saat berkendara. Polisi tidak memiliki breathilizer,” katanya.
Sedangkan soal penerbitan surat izin mengemudi (SIM), bagi RSA, pihak kepolisian mesti berbasis kompetensi. Undang Undang (UU) No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) menegaskan, penerima SIM juga harus lulus psikotest selain lulus ujian teori dan praktik. Bahkan, setiap calon penerima SIM harus memiliki sertifikat safety riding atau safety driving.
Tanya jawab dalam kopdarling terus bergulir. Termasuk soal “Apakah RSA bekerjasama dengan instansi, misalnya kepolisian dalam mengkampanyekan keselamatan jalan?”
RSA selaku lembaga swadaya masyarakat (LSM), kiprah RSA tentu bersinergi dengan banyak pihak. Dalam posisi terhadap pemerintah, sinerginya berupa urun rembug gagasan lewat kritik dan saran.
Setelah beberapa jam berdiskusi dalam kopdarling kali ini, pukul 21.00 hingga pukul 24.00 WIB, kopdarling pun harus disudahi. Kehangatan masih terasa saat tim RSA meninggalkan lokasi kopdarling. (Ahmad)