BANYAK warga Jakarta yang merasa sumpek. Bukan lantaran baunya 13 sungai di Jakarta yang tercemar. Apalagi semata karena lebarnya jurang si kaya dan si miskin. Warga merasa sumpek karena karut marutnya lalu lintas jalan.
Bagaimana tidak sumpek, ada sekitar 12 juta kendaraan yang beredar di wilayah Polda Metro Jaya per November 2011 ini. Belum lagi ditambah perilaku berkendara yang ugal-ugalan. Runyam deh.
Fakta menyebutkan, dari sekitar 40 juta angka perjalanan setiap hari di Jakarta, hanya sekitar 13% yang memanfaatkan angkutan umum. Sebagian besar memanfaatkan kendaraan pribadi. Sepeda motor masih primadona, dimanfaatkan oleh 48% mobilitas warga Jakarta dan sekitarnya. Edan.

 


Jakarta bukan tidak berbenah. Sejak tahun 2004, Ibu Kota Republik Indonesia itu, membangun angkutan umum Transjakarta. Dari target 15 koridor, saat ini baru 10 koridor dengan 500-an bus.
Angkutan massal lainnya pun terus dibedaki. Kereta api coba terus ditata. Kabarnya, dalam sehari moda yang satu ini mengangkut berkisar 600-700 ribu penumpang. Lebih besar dibandingkan daya angkut Transjakarta yang berkisar 300-400 ribu penumpang.

 

Kini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang mengelus-ngelus moda transportasi mass rapid transportation (MRT). Moda transportasi yang memanfaatkan jalur bawah (subway) dan jalur atas itu, digadang-gadang bakal memompa pemanfaatan angkutan umum hingga 27% pada 2016. Artinya, jika rencana pembangunan dimulai pada 2012.
“Doakan saja segera terwujud. Kini, soal lahan kita sudah siap,” jelas Rachmadi, chief enginering project officer PT MRT Jakarta, saat berbincang dengan saya, di Jakarta, Rabu (30/11/2011) siang.
Kota berpenduduk sekitar 10 juta jiwa itu, merindukan transportasi publik. Asal komitmen pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah bulat, rasanya bisa diwujudkan. Soal biaya bisa diatasi.
“Proyek yang sekarang sekitar 15% dibiayai pemda, selebihnya bakal dibiayai bantuan pemerintah Jepang,” jelas Rachmadi.
Untuk tahap awal megaproyek itu, bakal membujur dari Lebak Bulus, Jakarta Selatan hingga kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat. Wah bisa geser pemakaian kendaraan pribadi dong. (edo rusyanto)

 

About RSA Admin

RSA memfokuskan diri pada isu-isu pentingnya keselamatan jalan dengan menekankan ketaatan kepada peraturan lalu lintas, perilaku berkendara yang tepat dan standar minimum keterampilan berkendara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *